Museum Transmigrasi
Museum
transmigrasi berada di Jalan Ahmad Yani Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran Provinsi Lampung. Museum transmigrasi memiliki koordinat 5°22'39"S 105°6'25"E. Batas wilayah
museum transmigrasi sebelah Utara berbatasan dengan lahan pertanian, sebelah
Timur berbatasan dengan pemukiman, sebelah Selatan berbatasan dengan pemukiman
dan sebelah Barat berbatasan dengan pemukiman.
Sejarah berdirinya museum transmigrasi, museum transmigrasi
berdiri pada tanggal 12 Desember 2004 dibangun karena ide dari Bapak Prof. Dr.
Ir. Muhajir Utomo. Alasan pembangunan museum ini karena untuk merekam
jejak perjalanan ketransmigrasian di Indonesia.
Sejarah transmigrasi di wilayah Lampung, transmigrasi
di Indonesia di awali pada masa kolonial Belanda pada tahun 1905 yang disebut
kolonisasi. Kolonialisasi yang dilakukan
pemerintah Hindia Belanda ini bertujuan untuk perluasan daerah perkebunan di
luar pulau Jawa. Sebanyak 155 keluarga yang berasal dari Karesidan Kedu, Jawa Tengah lalu dipindahkan ke Lampung.
Museum transmigrasi memiliki luas 6,3 Hektar dengan bangunan 2 lantai, di lantai satu terdapat beberapa ruangan koleksi yang berisi seperangkat gamelan dan wayang golek. Bersebelahan dengan ruang gamelan, tersedia perpustakaan yang dilengkapi beberapa komputer dan buku sejarah dan satu ruangan yang tak boleh dilewatkan di lantai satu adalah ruang auditorium yang ditata dengan bioskop untuk menikmati film dokumenter sejarah transmigrasi di Indonesia dan diengkapi dengan kamar mandi/MCK. Di Lantai dua terdapat deretan benda antik seperti sepeda ontel, peralatan dapur, perabot rumah tangga, alat penerangan, dan mata uang tempo dulu.
Museum transmigrasi memiliki luas 6,3 Hektar dengan bangunan 2 lantai, di lantai satu terdapat beberapa ruangan koleksi yang berisi seperangkat gamelan dan wayang golek. Bersebelahan dengan ruang gamelan, tersedia perpustakaan yang dilengkapi beberapa komputer dan buku sejarah dan satu ruangan yang tak boleh dilewatkan di lantai satu adalah ruang auditorium yang ditata dengan bioskop untuk menikmati film dokumenter sejarah transmigrasi di Indonesia dan diengkapi dengan kamar mandi/MCK. Di Lantai dua terdapat deretan benda antik seperti sepeda ontel, peralatan dapur, perabot rumah tangga, alat penerangan, dan mata uang tempo dulu.
Museum transmigrasi dikepalai oleh oleh Bapak Realabi Jaya,
struktur organisasi di bagi menjadi 5 yaitu di bawah Dinas dikepalai (PEMDA),
Kepala Museum, Seksi teknis yang bertugas sebagai memburu hasi koleksi museum,
Seksi Pelayanan bertugas sebagai melayani para pengunjung dan Sub bagian TU
bertugas untuk memenuhi kebutuhan museum. Pengunjung museum transmigrasi
mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga pada tahun tahun 2015 jumlah pengunjung
mencapai 9.000 orang.
Museum transmigrasi ini memiliki 6 kategori koleksi yaitu:
1.
Kategori transporatasi
2.
Kategori alat rumah tangga
3.
Kategori mata pencaharian hidup
4.
Kategori administrasi negara
5.
Kategori seni dan budaya
6.
Kategori religi
Selain itu museum transmigrasi memiliki 11 anjungan
rumah adat lengkap dengan patung dan perabotan rumah di dalamnya. anjungan tersebut meliputi Bali, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Barat, Nusa tenggara Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, DkI Jakarta,
Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengan
dan Suriname. Sebelum menuju ke anjungan dikejutkan dengan adanya bola besi
besar.
Dokumentasi
Gambar depan museum
Patung kerbau simbol alat untuk membajak sawah (Lt.1)
Angkutan gerobak (Lt.1)
Ruang Auditorium (Lt.1)
Alat musik tradisional (Lt.1)
Wayang golek (Lt.1)
Alat rumah tangga (Lt.2)
Alat transportasi (Lt.2)
Lesung untuk menumbuk padi (Lt.2)
Alat transportasi (Lt.2)
Beberapa macam Anjungan rumah adat yang berada di Museum Transmigrasi.
Anjungan Bali
Anjungan Banten
Anjungan Jawa Barat
Anjungan DKI Jakarta