Kamis, 28 Januari 2016

artikel

                                                          Museum Transmigrasi

Museum transmigrasi berada di Jalan Ahmad Yani  Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Museum transmigrasi memiliki koordinat  5°22'39"S   105°6'25"E. Batas wilayah museum transmigrasi sebelah Utara berbatasan dengan lahan pertanian, sebelah Timur berbatasan dengan pemukiman, sebelah Selatan berbatasan dengan pemukiman dan sebelah Barat berbatasan dengan pemukiman.
Sejarah berdirinya museum transmigrasi, museum transmigrasi berdiri pada tanggal 12 Desember 2004 dibangun karena ide dari Bapak Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo. Alasan pembangunan museum ini karena untuk merekam jejak perjalanan ketransmigrasian di Indonesia.
Sejarah transmigrasi di wilayah Lampung, transmigrasi di Indonesia di awali pada masa kolonial Belanda pada tahun 1905 yang disebut kolonisasi. Kolonialisasi yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda ini bertujuan untuk perluasan daerah perkebunan di luar pulau Jawa. Sebanyak 155 keluarga yang berasal dari Karesidan Kedu, Jawa Tengah lalu dipindahkan ke Lampung.
Museum transmigrasi memiliki luas 6,3 Hektar dengan bangunan 2 lantai, di lantai satu terdapat beberapa ruangan koleksi yang berisi seperangkat gamelan dan wayang golek. Bersebelahan dengan ruang gamelan, tersedia perpustakaan yang dilengkapi beberapa komputer dan buku sejarah dan satu ruangan yang tak boleh dilewatkan di lantai satu adalah ruang auditorium yang ditata dengan bioskop untuk menikmati film dokumenter sejarah transmigrasi di Indonesia dan diengkapi dengan kamar mandi/MCK. Di Lantai dua terdapat deretan benda antik seperti sepeda ontel, peralatan dapur, perabot rumah tangga, alat penerangan, dan mata uang tempo dulu.

Museum transmigrasi dikepalai oleh oleh Bapak Realabi Jaya, struktur organisasi di bagi menjadi 5 yaitu di bawah Dinas dikepalai (PEMDA), Kepala Museum, Seksi teknis yang bertugas sebagai memburu hasi koleksi museum, Seksi Pelayanan bertugas sebagai melayani para pengunjung dan Sub bagian TU bertugas untuk memenuhi kebutuhan museum. Pengunjung museum transmigrasi mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga pada tahun tahun 2015 jumlah pengunjung mencapai 9.000 orang.
Museum transmigrasi ini memiliki 6 kategori koleksi yaitu:
1.    Kategori transporatasi
2.    Kategori alat rumah tangga
3.    Kategori mata pencaharian hidup
4.    Kategori administrasi negara
5.    Kategori seni dan budaya
6.    Kategori religi
Selain itu museum transmigrasi memiliki 11 anjungan rumah adat lengkap dengan patung dan perabotan rumah di dalamnya. anjungan tersebut meliputi Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa tenggara Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, DkI Jakarta, Lampung,  Banten, Jawa Barat, Jawa Tengan dan Suriname. Sebelum menuju ke anjungan dikejutkan dengan adanya bola besi besar.

Dokumentasi
Gambar depan museum
Patung kerbau simbol alat untuk membajak sawah (Lt.1)
Angkutan gerobak (Lt.1)
Ruang Auditorium (Lt.1)
Alat musik tradisional (Lt.1)
Wayang golek (Lt.1)
Alat rumah tangga (Lt.2)
Alat transportasi (Lt.2)
Lesung untuk menumbuk padi (Lt.2)
Alat transportasi (Lt.2)
 Beberapa macam Anjungan rumah adat yang berada di Museum Transmigrasi.

Anjungan Bali
Anjungan Banten
Anjungan Jawa Barat
Anjungan DKI Jakarta